5
Agu

Sepanjang mata memandang, hamparan padi menghijau akan menyejukkan
suasana hati, desiran angin sepoi-sepoi yang bertiup menjadikan suasana
tenang dan tenteram, apalagi gemericik air yang mengalir menambah
suasana makin eksotis. Suasana seperti itu yang kami rasakan ketika
berada di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan
Jawa Tengah. Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di Kecamatan
Kedungwuni, yang terletak di sebelah utara Kecamatan Kedungwuni
berbatasan dengan Kecamatan Tirto, berjarak sekitar 9 km dari pusat
pemerintahan yaitu Kajen , yang dapat ditempuh sekitar 40 menit bila
menggunakan kendaraan pribadi. Desa Tangkil kulon memiliki konfigurasi
berupa dataran rendah dengan ketinggian antara 5 – 10 m diatas permukaan
laut. Suhu di
wilayah
Tangkil kulon masih dalam batas normal. Kondisi tanah terdiri dari
persawahan, pekarangan dan permukiman penduduk. Secara geografis wilayah
ini membentang dari utara ke selatan, dengan luas wilayah 111,339
ha.
yang terdiri atas 22,010 Ha daerah permukiman; 38,960 Ha berupa Tanah
Sawah; 44,194 Ha berupa Tanah Pekarangan; luas kuburan 0,875 Ha;
perkantoran 0,300 Ha; dan sarana umum lainnya 5 Ha, terbagi menjadi 6
RW dan 19
RT.
Batas wilayah Desa Tangkil Kulon terbagai atas: v Sebelah Utara
: Ngalian v Sebelah Selatan : Bugangan v Sebelah
Timur : Tangkil Tengah v Sebelah Barat : Rengas

Nuansa agamis mewarnai kondisi budaya yang ada di masyarakat Desa
Tangkil Kulon. Salah satu bentuk seni budaya yang telah ada sejak
lama adalah Seni Simtu Duror. Seni ini dikelola oleh satu kelompok
yang dipimpin oleh
Ustad
Supardi. Aktivitas kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan dan
jika ada khajatan masyarakat baik pernikahan maupun khitan/sunatan.
Tangkil Kulon merupakan sentra penghasil padi di Kecamatan
Kedungwuni dengan lebih dari 35% luas wilayahnya (38,96 Ha) merupakan
lahan pertanian irigasi tehnis. Aktivitas perdagangan gabah terlihat
saat panen tiba. Pedagang dari luar Kabupaten Pekalongan menjadikan Desa
Tangkil Kulon sebagai pusat transaksi jual-beli gabah untuk wilayah
Tangkil Kulon, Tangkil Tengah, Bugangan Rengas dan wuled.
Truk-truk
pengangkut hasil pertanian untuk wilayah tersebut menjadikan Desa
Tangkil Kulon sebagai transit sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai pusat perdagangan gabah.
Hamparan sawah yang luas dibelah oleh sungai sepanjang wilayah desa
menjadikan Desa Tangkil Kulon sangat potensial untuk kegiatan budidaya
ikan air tawar dan lokasi wisata dengan dukungan kondisi alam yang khas
pedesaan.


Industri
konveksi dan batik merupakan ciri khas Kabupaten Pekalongan. Desa
Tangkil Kulon memiliki 36 unit usaha industri konveksi dan 5 unit usaha
batik skala rumah tangga (
home industry) yang menyerap 445 tenaga kerja yang tersebar di tiap-tiap pedukuhan.
Industri makanan ringan Opak dan renginan singkong merupakan mata
pencaharian hampir seluruh penduduk pedukuhan Karanggayam Desa Tangkil
Kulon yang terletak di Rt. 18 – 19 Rw. 06. Rasa opak dan renginan
singkong Karanggayam yang gurih dan renyah sudah dikenal oleh masyarakat
Tirto, Wiradesa, Kedungwuni dan Bojong. Produk industri rumah tangga
ini sudah menjadi oleh-oleh warga Pekalongan yang ada di
Jakarta.
Jumlah peternak sapi sebanyak 14 kelompok usaha, peternak kambing 25
kelompok usaha, peternak bebek 4 kelompok usaha dan peternak ayam 1
kelompok usaha merupakan penggerak ekonomi warga Desa Tangkil Kulon,
dengan meningkatkan kapasitas keahlian beternak didukung oleh dukungan
permodalan dari Pemerintah, kedepan Desa Tangkil Kulon bisa menjadi
produsen daging untuk wilayah Pekalongan dan sekitarnya.

Kehidupan masyarakat agamis dengan tetap memelihara adat
budaya lokal/setempat merupakan potensi yang sangat terlihat di
masyarakat untuk membangun wilayah Desa Tangkil Kulon. Salah satu
bentuk budaya yang masih ada sampai saat ini adalah seni Simtu Duror.
Seni Simtu Duror sudah menjadi milik masyarakat secara turun
temurun sehingga dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang lanjut
usia. Seni ini menjadi ladang syiar agama Islam sekaligus arena atau
wadah bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyampaikan informasi.
Setiap kali ada program pemerintah, antusias masyarakat cukup tinggi
dengan dibuktikan adanya swadaya yang terkadang melebihi nilai yang
semestinya dari kegiatan yang dilaksankaan dalam program tersebut.
Nilai kebersamaan dalam semangat gotong royong masih tampak kuat
mengakar di masyarakat. Keswadayaan masyarakat yang tinggi
menjadi potensi dalam pengembangan kawasan Desa Tangkil Kulon.

Hadirnya radio komunitas pemberdayaan Pekalongan, Mandiri FM yang
selalu menginformasikan kegiatan PNPM-MP Kabupaten Pekalongan pada
umumnya dan LKM Tunas Karya Mandiri pada khususnya dijadikan warga desa
Tangkil Kulon sebagai media informasi mengenai pemberdayaan masyarakat
disamping sebagai media hiburan. Hadirnya Mandiri FM ini dapat dijadikan
sebagai media promosi usaha kecil dan menengah sehingga produk mereka
dapat lebih dikenal oleh masyarakat Pekalongan dan sekitarnya.
Pengembangan Kawasan Agribisnis Berbasis Lokal
Melihat potensi Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan tersebut, LKM Tunas Karya Mandiri bersama Pemerintah Desa dan
masyarakat akan mengembangkan Desa Tangkil Kulon sebagai desa
agribisnis berbasis lokal. Desa agribisnis adalah desa yang berbasiskan
pada sektor pertanian dalam menunjang pengembangan sektor industri
pertanian. Sumber Daya Lokal adalah sumber daya manusia dan sumber daya
alam yang terdapat di Desa Tangkil Kulon.
Adapun pengembangan kawasan agribisnis berbasis lokal yang saat ini akan dikembangkan adalah :
1. Program Pengembangan Diversitifikasi Pertanian
- Agribisnis padi organik
Kegiatan agribisnis padi organik dilakukan dengan cara memperbaiki
sumber daya lahan pertanian; sosialisasi pertanian ramah lingkungan
berkelanjutan; meningkatkan produksi dan pendapatan petani; meningkatkan
pengetahuan petani dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk usaha
taninya; merubah pola pikir, sikap dan perilaku petani tentang pertanian
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; menyediakan bahan makanan yang
bebas residu bahan kimia berbahaya.
- Kegiatan budidaya perikanan darat
Pengembangan perikanan darat akan diarahkan pada Usaha
Pembenihan Rakyat (UPR) yang akan dilakukan oleh masyarakat baik
di kolam terbuka maupun di kolam dalam ruangan.
Sistem budidaya yang dilakukan di dalam ruangan memiliki beberapa
keunggulan yaitu lahan yang digunakan tidak terlalu luas,
perkembangan ikan lebih terkontrol dengan produksi sebanding
dengan kolam yang lebih luas. Komoditas ikan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem ruangan yaitu ikan lele
dumbo, patin, bawal dan ikan gurame. Sedangkan kegiatan pembenihan dan
pendederan ikan Nila dan Baster serta pembesaran Lele dumbo
akan dilakukan di kolam terbuka.
- Kegiatan pengembangan argowisata
Pengembangan agrowisata dilakukan dengan cara mendirikan green house
yang akan dikembangkan menjadi Pusat Informasi Tekonologi
Terapan Pertanian yang dapat langsung dialihkan ke petani.
Dengan kemampuan dalam pengkajian dan pusat informasi teknologi
terapan budidaya pertanian di Kawasan Agro, diharapkan akan menjadi
pusat pelatihan, diklat, serta magang bagi peminat pertanian
dari berbagai kalangan, baik pelajar maupun masyarakat umum dari
dalam dan luar Pekalongan.
Bidang peternakan di Kawasan Agro akan memaksimalkan
pengemukan ternak sapi dan domba. Pada proses pengemukan sapi
dan domba akan dikaji tentang teknologi pakan sehingga akan
dihasilkan penambahan berat ternak yang cepat dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Selain pengkajian teknologi pakan, juga akan
dilakukan pengkajian tentang teknologi pemanfaatan limbah ternak,
antara lain untuk pengomposan dan biogas. Hasil pengkaj ian ini
akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, terutama yang telah
tergabung dalam kelompok petani peternak sapi dan domba.
Bidang Perikanan pada pengembangan Kawasan Agro akan menitikberatkan
pada pengembangan wisata perikanan dan teknik budidaya perikanan.
Pada teknik budidaya perikanan juga akan dikaji tentang teknik
budidaya perikanan yang memungkinkan dikembangkan di Kabupaten
Pekalongan.
Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon ini akan
melibatkan petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Desa Tangkil
Kulon, sehingga akan memudahkan transfer teknologi ke petani. Selain
itu dengan keterlibatan kelompok tani pengembangan Kawasan Agrowisata
Tangkil Kulon akan lebih terfokus kepada upaya untuk
menghasilkan teknologi terapan yang berguna untuk meningkatkan
hasil pertanian, perikanan, dan peternakan.
Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon selain dapat
menghasilkan teknologi-teknologi yang bermanfaat bagi petani,
diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya sentra usaha pertanian lain
di sekitar Kawasan Agro yang mendukung pengembangan kawasan agro,
misalnya usaha-usaha nursery tanaman hias.
Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon juga akan difungsikan sebagai
pendukung program life skill pertanian pada bidang pendidikan.
Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon jangka panjang diarahkan
untuk menjadi suatu Kawasan Agrowisata yang mendukung pengembangan
pertanian. Kawasan
Agrowisata pada prinsipnya merupakan bagian dari objek wisata
yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) untuk mempeluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang
pertanian yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan.
Pengembangan Agrowisata Tangkil Kulon disesuaikan dengan kapasitas,
tipologi, dan fungsi ekologis lahan diharapkan dapat
melestarikan sumber daya lahan dan pendapatan petani serta
masyarakat
sekitarnya. Hal ini karena pengembangan agrowisata pada
akhirnya akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan adanya unit-unit
usaha disekitar wilayah agrowisata yang mendukung pengembangan Kawasan
Agrowisata.
- Kegiatan agribisnis peternakan
Kegiatan ini meliputi :
- Agribisnis penggemukan sapi potong
Dilihat dari daya dukung lahan dan potensi limbah pertanian
serta limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak sapi potong, maka volume usaha penggemukan sapi
potong akan dapat ditingkatkan.
- Agribisnis ternak sapi perah
Agribisnis ternak sapi perah dapat dikatakan menghasilkan 4
(empat) jenis emas yaitu emas putih (susu segar), emas merah
(daging), emas hitam (pupuk kandang), dan emas cair (kencing
sebagai pupuk). Pertimbangan lainnya yang mendukung pengembangan
usaha sapi perah adalah :
1) Tingkat besarnya laba tidak fluktuatif, tetapi cenderung naik.
2) Harga susu sapi perah cenderung selalu naik
3) Produk sampingan dari usaha sapi perah memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan usaha lainnya.
4) Resiko penyakit relatif kecil
5) Resiko keamanan relatif kecil
6) Mendorong tumbuhnya industri ikutannya yaitu pengolahan susu
sterilisasi, susu pasteurisasi, yohurt, ice cream, bahan cosmetic,
mentega, keju, dan sebagainya.
- Agribisnis ternak domba
Agribisnis ternak domba sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Pekalongan karena adanya beberapa faktor pendukung yaitu ;
1) Kesesuaian agroklimat dengan karakteristik ternak domba
2) Tradisi beternak domba sudah membudaya di masyarakat petani peternak
3) Tersedianya kelembagaan usaha baik berupa Kelompok dan Koperasi peternak domba
4) Peluang pasar sangat besar karena adanya kecenderungan peningkatan konsumsi daging termasuk daging domba
5) Tersedianya pasar hewan (domba/kambing) yang cukup memadai.
Bagi masyarakat petani peternak, agribisnis ternak domba selain
sebagai sumber pendapatan keluarga juga berfungsi sebagai; sumber
protein hewani, tabungan petani peternak, penghasil pupuk
kandang, penghasil kulit, hewan pembersih gulma, hewan kesayangan,
dan hewan kurban bagi umat Islam.
2. Program Pengembangan Paska Panen
Program ini meliputi pemenuhan kebutuhan pakan ternak melalui pemanfaatan limbah paska panen melalui :
- Pembuatan jerami fermentasi dan silase
Jerami padi merupakan alternatif pakan ternak yang potensial
di antara limbah pertanian lainnya karena produksi cukup
melimpah dan tersedia setiap waktu. Namun, jerami padi memiliki
kelemahan yaitu kandungan nutrisi (protein) rendah, serat kasar
tinggi, daya cerna rendah, dan palatabilitas rendah. Untuk
meningkatkan kualitas jerami padi dapat ditempuh dengan beberapa
cara diantaranya adalah melalui bio-proses fermentasi (enzimatis)
terbuka selama 21 hari. Tujuan pengolahan ini adalah mengubah
struktur fisik oleh enzim deliginifikasi (menghilangkan peranan
lignin) dengan cara memutuskan ikatan lignoselulosa dan meningkatkan
gizi jerami padi.
Jerami padi fermentasi dapat diberikan sebagai pakan ternak
ruminansia (sapi potong, sapi perah, domba dan kambing) sebagai
substitusi rumput segar.
Dengan cara demikian, pemanfaatan hijauan pakan ternak dalam
bentuk jerami padi akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebih
efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga peternak. Nilai nutrisi
jerami padi, jerami padi fermentasi dan rumput gajah (Pannissetum
purpureum).
- Pembuatan konsentrat
Konsentrat adalah jenis pakan ternak yang terdiri dari satu atau
lebih bahan pakan dengan kandungan protein yang tinggi. Konsentrat
sangat diperlukan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi ternak
disamping pakan jenis hijauan. Bahan baku pembuatan konsentrat
dipilih berdasarkan pertimbangan : kandungan nutrisi, kemudahan
memperoleh, kontinyuitas ketersediaan, dan harga. Sebagai pendukung
kegiatan agrobisnis secara umum, bahan baku konsentrat diutamakan
dari limbah industri pertanian yang mengandung protein yang
cukup tinggi dan tidak berkompetisi dengan komoditas
lainnya,misalnya dedak, ampas kecap, ampas bir, garam, onggok, ampas
tahu, kulit coklat, bungkil kopi, bungkil kelapa, dan tetes tebu.
Ketersediaan konsentrat untuk pakan ternak sebagai pendukung
pengembangan agribisnis mutlak dilakukan. Kualitas, kuantitas dan
kontinyuitas penyediaan konsentrat, sangat berpengaruh pada tingkat
produktifitas ternak.
3. Pembangunan dan Pengembangan Rumah Potong Hewan
Pebangunan dan pengembangan RPH dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan terhadap pengguna jasa dalam hal pemotongan hewan yang
halal, aman, utuh, dan sehat.
4. Program Composting Communal
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah terpadu merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan
(persampahan) dengan melakukan proses Reduksi, Recycle dan Reuse (3R).
Sampah yang sudah melalui pemilahan yaitu sampah organik akan
diproses untuk bahan setengah jadi kompos dan sampah anorganik yang
sudah tidak dapat di recycle dan reuse akan dipadatkan untuk
kemudian dibuang.
5. Pembangunan Pasar Desa dan Pengembangan Jejaring Usaha
Pembangunan pasar desa bertujuan sebagai sarana untuk :
a. memasarkan hasil produksi desa;
b. mendorong masyarakat desa agar mampu berproduksi dan mengolah hasil produksi desa;
c. menciptakan lapangan kerja;
d. meningkatkan pendapatan asli desa;
e. mendorong kehidupan perekonomian desa;
f. mendorong kehidupan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Koperasi Unit Desa (KUD).
Pengembangan jejaring usaha dilakukan melalui rintisan trading house dengan cara :
1.
Sentra Produktivitas agropolitan, antara lain
1) Padi organik yang dilakukan secara bertahap
2) Jenis ikan Leledumbo, Patin, Bawal, Baster, Nila.
3) Ternak Sapi potong, Sapi perah dan Domba.
2. Produktivitas KUKM, antara lain
a) KUKM Off Farm agropolitan
- Makanan dan Minuman
- Cenderamata dan assesoris
- Industri Pengemasan
- Pakan ternak
- Pupuk Organik (Granular)
b) KUKM pengembangan
- Industri Pengolahan kayu
- Industri Konveksi dan Batik
Berikutnya membangun pusat promosi dan informasi peluang pasar dengan
memanfaatkan radio komunitas yang sudah ada (Mandiri FM) dan
pengembangan website LKM Tunas Karya Mandiri sebagai sarana promosi dan
internet marketing.
6. Pemberdayaan KUKM disegala bidang dan Fasilitasi Perkuatan Modal
Peningkatan ketrampilan dan pemberdayaan kewirausahaan KUKM
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sesuai dengan hasil
penataan KUKM, antara lain: Peningkatan jiwa kewirausahaan
(enterpreneurship) melalui pendekatan achievment motivation training
(AMT); Peningkatan pengetahuan manajemen dan ketrampilan teknis; serta
pemberian modal bergulir.