Senin, 19 Agustus 2013

Perang Sengit : Warga vs Walangsangit

Kondisi geografis Desa Tangkil Kulon  mayoritas datar didominasi padi dalam pertaniannya.   Seperti musim tanam  kali ini , padi yang ditanam telah berumur sekitar 65 HST (hari setelah tanam).  Untuk menjaga hasil panen  tetap memuaskan dalam hal kualitas dan kuantitas ,di Desa Tangkil Kulon rutin diadakan monitoring  terhadap tanaman pertanian. Kelompok tani yang ada di desa ini rutin mengadakan pertemuan untuk membahas ancaman-ancaman yang mungkin menyerang tanaman pertanian dan berdiskusi untuk menemukan solusi agar tetap dapat memperoleh hasil panen yang memuaskan.

Pengamatan Agroekosistem ini dilaksanakan tanggal 18 Juli 2013 yang  diisi dengan penyuluhan dari Dinas Pertanian yang diawali dengan kegiatan mengamati tanaman padi secara langsung di lapangan. Selanjutnya kelompok tani menuangkan hasil pengamatan dalam gambar rumpun padi beserta hama dan predator alami hama yang ada.  Ditemukan berbagai hama seperti wereng, walang sangit, dan lain-lain. Walang sangit merupakan hama yang harus paling diwaspadai oleh petani karena perkembangannya yang sangat pesat. Namun sejauh ini, berdasar analisis yang dipaparkan oleh dinas pertanian,  tidak diperlukan pengendalian dengan bahan kimia, karena masih ada musuh alami dari hama-hama tersebut yang sering disebut bolo petani, seperti onggo-onggo, oteng, dan kumbang helm yang jumlahnya masih dapat mengatasi jumlah hama yang ada.


        Warga Desa Tangkil Kulon juga telah berupaya membuat bio-pestisida untuk membasmmi walang sangit . Bio-pestisida tersebut dibuat dari buah mojo, daun mindi,dan bahan-bahan alami lainnya. Hasilnya cukup bagus untuk membasmi wereng.

Petugas penyuluh memaparkan cara menganalisis kemungkinan perkembangbiakan hama

            Selanjutnya dipaparkan materi mengenai hama tikus yang juga menjadi ancaman bagi tanaman padi. Perkembang biakan tikus yang sangat cepat membuat petani harus lebih berhati-hati. Dicontohkan, sepasang tikus dapat berkembang biak menjadi 268 ekor tikus dalam satu tahun. Hal ini menjadi peringatan bagi petani untuk mewaspadai tikus menjadi ancaman bagi hasil panennya.  
            Pengamatan Agroekosistem ini akan dilanjutkan tangal 26 Juli 2013 dan 3 Juli 2013 agar monitoring terhadap tanaman padi dapat dilakukan secara berkala untuk menjaga tanaman padi dari kemungkinan gagal panen.  

Tidak ada komentar: